Jumat, 21 Agustus 2009

Marhaban Ya Ramadhan


Assalaamu'alaikum ..

Tiada yang sempurna ,
kecuali Allah Yang Maha Kuasa
Tiada yang kekal makhluk didunia
Salah dan dosa pasti ada diantara kita
Pintu ma'af adalah jalan ke syurga
Allah Maha Pengampun terhadap makhluknya
Ungkapan yang tulus dari lubuk hati terdalam

Ramadhan sudah diambang pintu,
Jika Allah berkehendak InsyaAllah kita akan menemui Ramadhan penuh barokah.
Semoga gelar taqwa InsyaAllah akan menjadi milik kita yang
berharga sebagai modal langkah kita selanjutnya
Salah paham, kesedihan, ego, sakit hati, adalah proses
dari kehidupan kita.

Saya mengucapkan,


MOHON MAAF LAHIR & BATIN

dan selamat menjalankan ibadah puasa

Semoga di bulan Ramadhan kali ini kita bisa menjalankan dengan sepenuh hati..
Bisa mendapatkan nikmat dan barokah di bulan suci ini..

Wassalam,






Selasa, 14 Juli 2009

Catur Arum Dicokok Polisi

Diduga Terlibat Kasus Pengeroyokan

BANYUWANGI - Penyanyi kondang daerah Banyuwangi, Catur Arum, tersangkut kasus pidana. Dia ditangkap polisi di rumahnya di Kelurahan Temenggungan, Kecamatan Banyuwangi, sore kemarin (13/7). Polisi juga menetapkan lelaki bertubuh kurus itu sebagai tersangka kasus pengeroyokan.

Hingga berita ini ditulis tadi malam, Catur masih menjalani pemeriksaan penyidik Reskrim Polres Banyuwangi. Menurut Kapolres AKBP Rachmat Mulyana, Catur dilaporkan oleh tiga orang korban pengeroyokan.

Para pelapor itu adalah Saipuddin, 23, Warga Kelurahan Penataban, Kecamatan Giri. Ach. Haryo, 19, dan Joko Haryo, 22, Warga Jalan Ngurah Rai Banyuwangi. Mereka melaporkan pengeroyokan yang diduga dilakukan Catur bersama teman-temannya di Kafe Anugerah pada Minggu malam (12/7). Akibat keganasan Catur dkk., Joko harus menjalani opname di rumah sakit. Sebab, luka yang dialami Joko cukup parah.

Dua korban lainnya hanya menderita luka ringan. Setelah mendapatkan perawatan medis di RSUD Blambangan, Saipuddin dan Ach. Haryo diizinkan pulang. "Yang bersangkutan ditetapkan sebagai tersangka. Lantaran sudah ditetapkan sebagai tersangka, maka secara otomatis akan dilakukan penahanan,'' ujar Kapolres Rachmat.

Menurut Kapolres, Catur akan dijerat pasal 170 KUHP dengan ancaman hukuman selama tujuh tahun penjara. Walau sudah ditetapkan sebagai tersangka, hingga berita ini ditulis tadi malam, Catur masih menjalani pemeriksaan. Dia juga belum dimasukkan ke dalam sel tahanan. Selain Catur, polisi juga memintai keterangan dua temannya yang diduga ikut melakukan pengeroyokan. Mereka adalah pemain musik Nanang dan penyanyi Chandra Banyu yang juga adik Catur.

Kepada polisi, Catur mengelak telah melakukan pengeroyokan. Pada saat itu, Catur mengaku hanya melerai perkelahian yang terjadi pada adiknya, Chandra Banyu, dengan beberapa tamu kafe. "Saya melerai dan bukan mengeroyok," bantah Catur kepada Kapolres Rachmat yang menemuinya sesaat setelah ditangkap.

Alibi yang disampaikan Catur itu sempat membuat nada bicara Kapolres Rachmat meninggi. Sebab, beberapa saksi menyebutkan Catur melakukan pengeroyokan. "Jangan main hakim sendiri. Kamu di Banyuwangi termasuk publik figur," ujar Rachmat.

Meski dinasihati seperti itu, rupanya Catur tetap membantah bahwa dirinya tidak melakukan pengeroyokan. Mendengar alasan yang disampaikan Catur itu, Kapolres Rachmat langsung memerintahkan anak buahnya untuk melakukan penahanan terhadap Catur dan teman-temannya. "Bukti permulaan ada, tahan saja Pak Hadak (Kanit Penyidik Pidum I Aiptu Suhadak)," perintah Rachmat saat itu.

Selain diperiksa, Catur juga sempat menjalani tes urine dan diambil sampel darahnya. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah yang bersangkutan menggunakan narkoba atau obat terlarang pada saat kejadian. "Kami ingin memastikan apakah dia pakai narkoba ataukah tidak," kata Kapolres.

Di sela-sela pemeriksaan, Catur sempat memberikan keterangan kepada sejumlah wartawan. Menurut Catur, dirinya sama sekali tidak melakukan pengeroyokan seperti laporan korban kepada polisi.

Pada malam itu, dia bersama teman-temannya menghadiri undangan teman yang sedang ulang tahun di Kafe Anugrah. Saat itu, dia melihat adiknya terlibat perkelahian dengan pengunjung kafe. Lantaran terjadi perkelahian, dirinya bermaksud melerai. "Jadi, saya tidak mengeroyok, tapi berusaha melerai," katanya.

Catur juga membantah melakukan penganiayaan terhadap Joko, hingga menyebabkan dia masuk rumah sakit. Sebaliknya, saat Joko ambruk, Catur mengaku sempat memberikan pertolongan dengan cara mengantarkan ke rumahnya. (afi/bay)






Minggu, 21 Juni 2009

Pendukung Setia SBY ? Sosok Bapak YEESSSS !

Mario Blanco (FB) Di negara ini tidak saja pintar berhasil dalam ber bisnis tetapi ber iman dan sopan santun dan bisa di jadikan contoh sehingga orang tidak akan saling menjatuhkan tidak lagi korupsi tidak lagi kolusi tidak lagi nepotisme.dantidak memberi contoh untuk memaksakan kehendak melainkan bisa berdemokrasi dengan adil jujur bisa menghargai pendapat orang lain.ada hal yang lebih penting jangan sampae kita terayu oleh janji janji. Janji itu mudah tapi melaksanakan sulit karena ini negara bukan suatu badan usaha. mengelola negara itu berbeda dengan mengelo perusahaan.

Taufik Ismail (FB) memimpin dengan hati yang berdasar pada keikhlasan kasih Sayang dan amanah tentunya tidak akan semulus yang dibayangkan, akan banyak duri dalam setiap LANGKAH niat baik. tapi ingatlah duri itu yang akan membuat kita untuk lebih semakin berhati-hati dan bijaksana... saya doakan semoga Allah meridho'i LANJUTKAN !!!!!

Join di FB - Pendukung SBY






Rabu, 27 Mei 2009

Capek Banget Nich

Ya bagaimana lagi yang namanya tugas ya harus dijalankan dengan ikhlas dan benar-benar dengan rasa tanggung jawab.... tapi.. ? masak terus-terusan gini sih... (emang da tugas pa sich mas ?). ini nich masak dischoolku ada acara Diesnatalis abis tu keesokan harinya disambung acara Pelepasan Siswa kelas XII (emang dah kelulusan ta ?) Belum sich tapi itu waktu yang tepat coz kalau nunggu abiz kelulusan tambah ruwet lagi coz barengan ma PPD. (O.. ya, truz emang mas dapat tusa apa kemarin ... ?) itu itu bagian dokumentasi (nyoooting) ya tapi seluruh acara harus di shuut full lagi, mana diesnatalisnya lombanya lama lagi masak lomba band aja pesertanya 14 apa 13 ya lupa ! n setiap group nyanyinya 2 lagu n lagunya bikin pusing telinga n tuli kepala (e.. kebalik) n ditambah ada 12 group dancenya yang kebanyakan lagunya itu itu aja (mabok maning---mabuk maning) ermang gak ada lagu lainnya ?.... n yang paling nyebelin Bazarnya.. masak gak ada yang kasih makanan gratis untuk aq... waduh pelit banget ya padahal dah di abadikan gambarnya (di shooot biar bisa beraksi) ya gitulah anak SMANROG pelit-pelit terutama tu ada ......... hi pelit bangetttt. n lebih parahnya belum aja sempet transfer ke VCD tadi pagi di Schoool dah pada nanyain mas mana VCDnya aduuuh..... ni anak apa gak ngerti proses ya ? emang mas guru tu Mesin apa yang bisa diforsir tenaganya .... ihhhhhhhhhhhhhh.. ngatuk besok lagi ya curhat sedihnya ... !




Rabu, 11 Maret 2009

Kesenian Kebo-Keboan


Kebo keboan juga merupakan salah salah satu jenis kesenian tradisional yang sakral di Banyuwangi. Disebut Kebo-keboan karena ritual ini diikuti oleh para laki-laki Desa Alas Malang yang bertingkah seperti kerbau. Kebo-keboan sudah ada sejak abad ke 18.
Menurut Subur Bahri, tokoh masyarakat desa setempat, Kebo-keboan pertama kalinya dikenalkan oleh sesepuh desa Buyut Karti. Saat itu di Desa Alas Malang ada pageblug atau bencana berupa kematian warga tanpa sebab. “Sore sakit, pagi mati, begitu sebaliknya. Setelah itu Buyut Karti mendapat wangsit (ilham,red) untuk melakukan ritual Kebo-keboan. Ritual ini memuja dan minta berkah dewi padi, Dewi Sri,” ujar Subur.

Alkisah, setelah digelarnya Kebo-keboan, pagebluk di desa hilang dan petani hidup makmur. Karenanya,kebo keboan too ritual ini dilakukan setiap tahun sebagai wujud syukur dan untuk menolak bala.

Ritual Kebo-keboan didominasi para laki-laki desa yang bertingkah laku seperti kerbau. Badan mereka dilumuri arang hingga berwarna hitam, dengan rambut gimbal dari tali rafia lengkap dengan tanduk kerbau, tali pengekang dan kalungnya. Mereka hanya mengenakan celana kolor warna hitam, sepasang kerbau dipegangi seorang petani.

Banyuwangi, Magnet Wisata Alam Para Pelancong

Terhampar di wilayah seluas 5.800 km persegi, Banyuwangi memiliki topografi yang lumayan komplit -mulai dari dataran rendah hingga pegunungan- untuk ditanami berbagai tanaman industri. Tidak hanya tanahnya yang subur, Kabupaten Banyuwangi juga memiliki potensi yang sangat besar dalam sektor pariwisata. Selain "segi tiga berlian" Kawah Ijen, Pantai Plengkung, dan Pantai Sukamade, di Banyuwangi terhampar banyak lokasi wisata yang sanggup menjadi “magnet” para pelancong.

Buku "Informasi Pariwisata Nusantara" terbitan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2005 menyebutkan di Kota Banyuwangi sendiri terdapat Museum Blambangan, tepat di depan alun-alun di Jalan Sritanjung, yang memamerkan koleksi barang-barang perkakas berusia ratusan tahun yang terbuat dari gerabah atau perunggu serta bermacam kitab kuno.

Bagi wisatawan yang berminat menikmati suasana perkebunan, alternatif pilihan demikian beragam di Banyuwangi. Ada Kebun Kandeng Lembu di Kalibaru, perkebunan di Kecamatan Glenmore, Kaliklatak di lereng Gunung Merapi, Kalibendo dan objek agrowisata di Kaliselogiri.

Perkebunan di Kaliklatak adalah perintis wisata agro di Tanah Air. Terletak di lereng Gunung Merapi, atau 15 km barat kota Banyuwangi, objek wisata perkebunan ini memiliki luas sekitar 100 ha dan dikelola oleh perusahaan swasta. Komoditas utama dari kawasan Kaliklatak antara lain berupa kopi, coklat, karet, cengkeh, dan rempah-rempah.

Hal yang unik dari Banyuwangi adalah terdapatnya tiga taman nasional yang berfungsi aktif sebagai wahana konservasi flora dan fauna, yakni Taman Nasional Alas Purwo(TNAP), Taman Nasional Meru Betiri(TNMB) dan Taman Nasional Baluran.

Taman Nasional Baluran letaknya sangat strategis, berada di tepi jalan utama Surabaya-Banyuwangi. Mudah dijangkau, baik dari Pulau Bali maupun Surabaya. Ketika menginjakkan kaki di Taman Nasional Baluran, sambutan pertama yang akan menyapa para pengunjung adalah sekawanan monyet berekor panjang yang menghuni kawasan seluas 25 ribu ha itu.

Taman Nasional Baluran merupakan perwakilan ekosistem hutan yang spesifik kering di Pulau Jawa, terdiri dari tipe vegetasi savana, hutan mangrove, hutan musim, hutan pantai, hutan pegunungan bawah, hutan rawa, dan hutan yang selalu hijau sepanjang tahun. Sekitar 40% tipe vegetasi savana mendominasi kawasan taman nasional ini.

Di Padang Rumput Bekol, pengunjung dapat menikmati pemandangan sekelompok banteng dan rusa dengan latar belakang Gunung Baluran (1.247m). Sebagian orang bahkan menyebut Padang Rumput Bekol sebagai miniatur padang rumput Afrika yang sangat terkenal itu.

Objek wisata air mancur juga ada di Banyuwangi. Air mancur alami yang mengucur di dekat pantai terletak di kawasan Pancur yang masih berada di Taman Nasional Alas Purwo sangat tepat untuk berteduh dan bersantai sembari menikmati suara deburan ombak serta melihat binatang liar dari hutan.

Pada Taman Nasional Alas Purwo terdapat beberapa gua yang digunakan sebagai tempat untuk bermeditasi oleh kalangan supranatural. Gua sakral seperti Gua Istana dan Sendang Srengenge berada sekitar 2 km saja dari Pancur. Sementara tak jauh dari Pancur, terdapat karang hitam (karang mati) yang lebih dikenal dengan sebutan Karang Ireng, lengkap dengan pantai berpasir gotrinya.

Gua-gua lain yang kerap dijadikan tempat bersemedi para lelono, sebutan bagi orang yang bermeditasi di sana, adalah Gua Padepokan dan Gua Putri.

Perjalanan menuju gua-gua itu sangat mengesankan karena wisatawan berjalan di bawah rimbunnya Hutan Alas Purwo, bahkan tak jarang mereka juga terpaksa melintasi sungai kecil serta merangkak di bawah rumpun bambu yang tumbang.

Di Taman Nasional Alas Purwo juga ada sebuah pura peninggalan sejarah, yang hingga kini masih dipakai oleh umat Hindu di Banyuwangi untuk upacara keagamaan Pagerwesi setiap 210 hari sekali.

Memandangi tingkah polah satwa-satwa yang sedang merumput juga bisa dilakukan di Taman Nasional Alas Purwo. Tepatnya di pos Sadengan, padang penggembalaan seluas 80 ha siap menjadi lokasi banteng, kijang, rusa, babi hutan, dan berbagai jenis burung bersantap pada pagi dan sore hari.

Berjarak 20 km dari Kota Banyuwangi, ada Pulau Tabuhan yang luasnya 5 ha dan memiliki pemandangan taman laut yang indah dengan batu karang yang menjadi rumah bagi ribuan ikan karang, udang, dan tumbuhan laut lainnya.

Di dekat Desa Ketapang, Kecamatan Giri, hamparan pasir putih Pantai Watu Dodol begitu indahnya bahkan pengunjung bisa melihat Pulau Bali yang hanya dipisahkan oleh Selat Bali dari Banyuwangi. (*/cax)