Senin, 01 September 2008

Zakat Yuuuuk !

Tugas hari ini yang masih terbengkelai:

  1. Kirim duit ke ibu, untuk minta tolong didistribusikan ke yang berhak
  2. Kirim duit ke mertua, sama tujuannya, didistribusikan ke yang berhak
  3. Kirim duit ke temen di jogja, sama tujuannya juga, didistribusikan ke yang berhak via LAZIS

Sebenarnya banyak yang masih harus dilakukan dengan zakat ini, pinginnya seperti tulisanku sebelumnya, zakat ini dapat tersalurkan dengan baik dan mampu mengangkat harkat kaum fuqoro wal masakin, meski baru sebatas ini, tapi semoga ke depan semakin sedikit orang yang membutuhkan zakat di negri Indonesia.

zakatIri sebenarnya melihat Singapura, yang setiap tahun, nilai zakat fitrah mereka selalu naik, kalau dahulu konversi ke uang, zakat fitrah senilai 2,5 SGD (Rp 15.000,-), sekarang jadi 3.5 SGD (Rp 22.000,-). Terus nishab zakat yang beberapa tahun lalu kata seorang kawan senilai 1800 SGD (sekitar Rp 10,8 juta) sekarang jadi 2900an SGD (sekitar 18 juta). Dan melihat di televisi, bagaimana MUIS (semacam MUI) mengelola zakat, dan menyalurkannya, sehingga ada seorang yang walaupun dia sendiri mustahik, ketika dia mendapat jatah zakat, dia juga tidak mau kalah menyalurkan uang yang dia dapatkan sebagai mustahik kepada orang lain lagi yang menurut dia lebih membutuhkan dari pada dia sendiri. Sungguh, spirit yang luar biasa. Dia sendiri butuh, tapi dia mampu menerjemahkan nilai persaudaraan, dengan memberikan sebagian hak dia kepada orang lain yang lebih membutuhkan daripada dia. Seharusnya semangat zakat ini juga bisa ditularkan ke masyarakat kita.

Jadi ingat kisah perang Yarmuk, dimana ada 3 orang yang kehausan. Orang pertama yang meminta air, tepat saat air hendak masuk kerongkongannya dia mendengar ,”Air…air…air…”, lalu dia berkata ,”Saudaraku jauh lebih membutuhkan dariku …”, ketika dibawa ke orang kedua, hal yang sama terjadi lagi, saat dia hendak minum dia mendengar saudaranya yang lain pun kehausan. Maka dia minta sang pembawa air untuk mendatangi orang yang ketiga. Sesampainya di sana, didapatinya orang yang ketiga telah meninggal, sang pembawa air kembali ke orang kedua, dia pun telah meninggal, kembali dia berlari menuju orang pertama, dia pun telah meninggal.

Semangat mengangkat saudara dari kemiskinan adalah misi zakat, tapi betapa banyak zakat hanya menjadi “candu” bagi masyarakat kita? Atau barangkali kalau tidak dikatakan candu, bagi sebagian orang, zakat seperti penyejuk saja di tengah “kehausan” mereka?

Ah seandainya saja …

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

He lare kadung riko duwe komentar nang isun ojo sungkan-sungkan tulisen paran anane baen ya !